Sesuai prediksi BMKG curah hujan akan tinggi di sebagian wilayah Provinsi Lampung termasuk di Kota Bandar Lampung. Demikianlah yang terjadi. Dua hari ini Provinsi Lampung terus diguyur hujan. Hujan deras turun di sore, hingga malam hari.
Air yang turun mengalir ke tempat yang lebih rendah. Seharusnya terus mencari tempat lebih rendah yaitu ke laut setelah melalui sungai yang muaranya di lautan luas. Namun ternyata tidak seperti itu. Mungkin karena drainase dan jalur menuju sungai tidak lancar akhirnya air tergenang di daratan.
Bisa juga karena volume air yang sangat besar sehingga tidak bisa ditampung oleh sungai. Akibatnya banjir pun terjadi. Luapan air dari sungai masuk ke kawasan perumahan dan hunian manusia.
Banjir di Kota Bandar Lampung sudah menjadi rutinitas tahunan. Hampir di tiap tahun saat curah hujan tinggi, selalu terjadi banjir di berbagai bagian wilayah kota Bandarlampung. Dampaknya sangat besar bagi masyarakat. Kerugian material karena air masuk ke dalam rumah akan merusak barang-barang yang ada di dalamnya. Kesehatan juga terganggu karena sanitasi dan air bersih yang kurang.
Jika air semakin tinggi maka warga juga harus mengungsi ke tempat lain yang lebih tinggi. Maka kita pun saksikan beberapa ruas jalan dan Fasum serta tempat pemukiman warga menjadi tempat langganan banjir.
Menghadapi banjir tahunan perlu langkah responsif dan antisipatif. Responsif bersifat jangka pendek yaitu keselamatan dan kesehatan masyarakat. Bagaimana masyarakat memiliki tempat tinggal sementara yang aman dan tersedia kebutuhan makanan pokok sehari-hari. Untuk itu perlu bahu membahu antara pemerintah, masyarakat dan lembaga sosial kemanusiaan.
Penyediaan bantuan sosial (bansos) membutuhkan biaya. Selain dana dari pemerintah bisa juga dari penggalangan dana masyarakat yang tidak terkena dampak banjir. Ini untuk memupuk solidaritas dan gotong royong warga. Perusahaan juga bisa turut membantu melalui dana CSR.
Selanjutnya perlu langkah antisipatif agar kejadian ini tidak terjadi setiap tahun. Pemerintah Kota perlu bermitra dengan Perguruan Tinggi, Asosiasi Konsultan Sipil dan Lembaga Swadaya Masyarakat untuk mencari akar masalah banjir ini. Apakah karena perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan sehingga drainase tersumbat serta aliran sungai tidak lancar?
Mungkin juga karena pembangunan perumahan yang menggunakan lahan yang tidak sesuai peruntukannya sehingga daerah resapan berkurang? Atau karena erosi di daerah pegunungan yang menyebabkan pendangkalan sungai? Atau mungkin juga sebenarnya pemerintah sudah tahu akar masalahnya. Hanya saja sulit mengeksekusinya karena kendala tertentu?
Masa sekarang adalah saat yang tepat untuk memikirkan langkah untuk mengatasi masalah banjir tahunan ini. Jika masalah ini lintas sektoral dan lintas wilayah maka perlu sinergi dan kerja sama serta leadership yang kuat dari Pemkot agar eksekusi bisa berjalan dengan baik.
Semoga dengan langkah yang tepat dan cepat dari seluruh pihak, masalah banjir segera teratasi dan tidak terjadi lagi di masa datang. Kasihan masyarakat kalau setiap tahun dan hujan deras, hidup dalam kecemasan dan kekhawatiran. Takut banjir melanda.
B.Lampung, 25 Februari 2024
Penulis: Pinnur Selalau
(Pimred RadarCyberNusantara.com)