RadarCyberNusantara.com | Warga RT 05, Kelurahan Way Laga, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung, mengeluhkan aktivitas perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan Bungkil (Ampas Kelapa Sawit) yang berdampak pada kesehatan dan kenyamanan warga masyarakat sekitar.
“Aktivitas perusahaan yang mengelola bungkil sehingga membuat debu beterbangan kemana-mana hingga ke pemukiman warga. Dan itu sangat menganggu kesehatan warga sekitar, dan ini sudah berlangsung selama lima tahun,” ujar Burhanuddin, kepada RadarCyberNusantara.com, melalui sambungan selulernya, Jum’at (31/05/2024).
Masih menurut Burhanuddin, selain Debu aktifitas perusahaan tersebut sangat menggangu kenyamanan warga terutama di malam hari.
“Selain Debu, aktifitas perusahaan tersebut sangat menggangu kenyamanan warga terutama di malam hari karena suara bising,” ucapnya.
Bahkan menurut Dia, rumahnya pernah ditabrak oleh kendaraan yang mengangkut bungkil tersebut hingga rusak, namun tidak ada pertanggungjawaban dari pihak perusahaan.
“Rumah saya dan Tempat Pengajian Alquran (TPA) yang saya bangun untuk tempat anak-anak mengaji pernah ditabrak oleh kendaraan perusahaan itu tapi tidak ada pertanggungjawaban dari pihak perusahaan,” ungkapnya.
Akibat dari kejadian itu, TPA itu saat ini dalam keadaan kosong karena anak-anak takut untuk menempati nya.
“Sejak kejadian itu TPA yang saya bangun di tanah saya sendiri itu kosong, karena anak-anak takut untuk mengaji disitu lagi,” imbuhnya.
Lebih lanjut Burhanuddin mengatakan bahwa, warga pernah mengangkat masalah tersebut ke pihak Kelurahan Way Laga maupun Kecamatan Sukabumi, namun tidak ada solusinya.
“Kami warga masyarakat sini pernah mengangkat persoalan ini kepada pihak Kelurahan Way Laga maupun Kecamatan Sukabumi, tapi yah mentah begitu saja,” tutur Burhanuddin.
Yang lebih menyedihkan menurutnya kalau siang hari, anak-anak yang akan berangkat sekolah maupun warga yang akan ke puskesmas terganggu oleh Debu dari kendaraan yang mengangkut bungkil tersebut.
“Yang kasian anak-anak yang akan berangkat maupun pulang sekolah serta warga yang hendak ke puskesmas sangat terganggu oleh Debu dari kendaraan yang mengangkut bungkil itu,” jelasnya.
Ketika ditanya nama perusahaan tersebut, Burhanuddin mengatakan bahwa perusahaan itu hanya menyewa gudang milik PT Wahana.
“Kalau perusahaan nya dari Jambi pak, dan nama perusahaannya PT KTN, mereka hanya nyewa gudang milik PT Wahana,” katanya.
Burhanuddin pun mengatakan bahwa, warga pernah mau mendemo perusahaan tersebut tapi tidak jadi.
“Warga pernah mau mendemo perusahaan tersebut, tapi tidak jadi karena takut dengan preman-preman yang jaga disitu.” Pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media belum bisa menghubungi pihak perusahaan maupun pihak pemerintah setempat untuk meminta konfirmasi maupun klarifikasi.| Pnr.