RadarCyberNusantara.id | Keluhan bau limbah yang diduga berasal dari PT. Ciomas Adisatwa RPA Unit Lampung, hingga kini belum mendapat tanggapan dari managament perusahaan group JAFFA (Ciomas Adisatwa,red).
Kepala Desa Talang Baru, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Achmadi membenarkan, pihak perusahaan belum memberikan bantuan apapun terhadap warga yang terdampak. Pihaknya, sudah mendatangi perusahaan agar memberikan bantuan sarana prasarana air bersih berupa sumur bor untuk warga Dusun Umbul Cepit Bedeng.
“Kami harapkan secepatnya, pihak perusahaan merealisasikan sumur bor yang diminta warga. Sehingga, warga tidak perlu lagi mandi dialirkan sungai yang terduga tercemar,” terang Achmadi, belum lama ini.
Ditanya, soal apakah selama ini perusahaan rumah potong ayam (Ciomas) memberikan Corporate Social Responsibility (CSR)? Kades mengaku, jika managament perusahaan group JAFFA ini, baru sekali melaksanakan CSR. Itupun, hanya berupa pelatihan permainan catur untuk para siswa. Seakan tidak percaya, awak media mengulang pertanyaan yang dikatakan Kades “hanya pelatihan main catur”?.
“Betul, hanya pelatihan main catur kepada anak anak sekolah. Seingat saya, baru satu kali pihak perusahaan melakukanya,” ungkap Kades dua priode ini.
Sangat miris, selama bertahun – tahun perusahaan bonafit group JAFFA ini beroprasi, CSR yang dikeluarkan managament perusahaan tersebut hanya berupa pelatihan permainan catur kepada siswa sekolah.
Sekretaris DPC Laskar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, Rohmansyah mengatakan, pada prinsipnya Ormas Laskar Lampung mendukung adanya perusahaan yang berdiri diwilayah Lamsel, selain mengurangi angka pengangguran juga menunjang salah satu pendapatan daerah (PAD).
Namun sebaliknya, sambung Rohmansyah, perusahaan juga perlu memperhatikan dampak lingkungan. Apalagi persoalan limbah, jangan sampai akibat pembuangan limbah yang diduga tidak melalui proses IPAL, yang menjadi korban masyarakat sekitar lingkungan perusahaan.
“Kan kasian warga hanya mencium bau limbahnya saja dan kena berbagai penyakit, tidak ada perhatian dari perusahaan. Keluhan warga ini terjadi sudah hampir 9 tahun Lo! Jadi kami minta perusahaan tanggung jawab untuk memberikan bantuan sarana air bersih,” sindir Sekretaris Laskar Lampung ini.
Sayangnya, hingga kini pihak PT. Ciomas Adisatwa belum memberikan tanggapan terkait limbah yang diduga mencemari aliran sungai yang menjadi tempat warga setiap hari mandi, mencuci pakaian serta peralatan rumah tangga.
Dihubungi terpisah, Kabid penataan dan peningkatan kapasitas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lamsel, Rudi Yunianto mewakili Kadis DLH, Yudius menegaskan, rencananya tim DLH akan kembali turun meninjau lokasi menemui warga sekaligus ke perusahaan pada Rabu (5/2/2025) mendatang.
“Kemungkinan kami turun kelokasi bersama dengan komisi III bang. Nanti kami kasih kabar ya bang, ” kata Rudi melalui pesan WhatsApp Senin (3/2/2025).
Senada dikatakan Ketua Komisi III DPRD Lamsel, Yuti Ramayanti melalui pesan WhatsApp mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan turun kelokasi.
“Ok siap nanti kami turun kelapangan,” tegas politisi partai Demokrat ini singkat.
Diberitakan sebelumnya, Komisi III DPRD Kabupaten Lampung Selatan meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) turun ke PT. Ciomas Adisatwa RPA – Unit Lampung untuk mengecek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan pembuangan limbah perusahaan.
“Karena limbah perusahaan yang mencemari sungai sudah pasti berdampak terhadap kesehatan warga,”terang Wakil Ketua Komisi III DPRD Lamsel, Polman Sinaga, saat menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama DLH, pada Jum’at (31/1/2025) lalu.
Karenanya sambung Polman, persoalan dugaan pencemaran limbah perusahaan yang telah mencemari aliran sungai di Desa Talang Baru, Kecamatan Sidomulyo harus ditindaklanjuti dan disikapi dengan serius.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan Ketua dan sekretaris Komisi III untuk turun ke perusahaan (PT. Ciomas) guna memastikan kebenaranya,” ungkapnya.
Mengenai keluhan warga Dusun Umbul Cepit Bedeng yang terjangkit berbagai penyakit akibat aliran sungai tercemar limbah perusahaan. Komisi yang membidangi insfratruktur dan dampak lingkungan ini, akan turun kelapangan menemui warga.
“Jika keluhan warga benar adanya, kami akan panggil kembali DLH. Termasuk, juga pihak perusahaan,” tegas Polman diamini anggota Komisi III lainnya.
Disinggung warga selama ini tidak mendapatkan bantuan CSR dari PT. Ciomas Adisatwa. Wakil ketua Komisi III ini menyampaikan, pihaknya akan cek kelapangan dan memanggil Kepala Desa Talang Baru, Achmadi untuk memastikan kebenaran jika warga tidak mendapat CSR dari perusahaan.
“Setelah kami ke lokasi, Kades akan kita panggil untuk mengkonfirmasi terkait CSR perusahaan yang tidak diterima warga. Karena dampak pencemaran limbah, ya tentunya perusahaan harus memberi perhatian lebih kepada warga.” Tandanya.
Sementara itu, Kabid Penataan dan peningkatan kapasitas, DLH Lamsel, Rudi Yunianto ditemui usai RDP hingga pukul 17.35 Wib Jum’at (31/1) mengaku, pihaknya beberapa waktu lalu sudah turun lapangan untuk mengecek sungai di Desa Talang Baru yang diduga tercemar limbah dari PT. Ciomas Adisatwa.
“Kami masih menunggu hasil lab, dari beberapa titik dialirkan sungai yang tercemar limbah perusahaan,” kata Rudi.
Disinggung apakah ada kebocoran IPAL perusahaan group JAFFA (Ciomas) ini, sehingga diduga kuat mencemari aliran sungai? Pihaknya, belum dapat memastikan, namun menurutnya jika IPAL berkinerja dengan baik tidak akan berdampak pencemaran sungai.
“Tapi bisa juga air sungai tercemar limbah, ada jalur “siluman” untuk pembuangan limbah ke aliran sungai. Yang pasti, kami akan cek kembali turun kelokasi,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, dugaan pencemaran aliran sungai Desa Talang Baru, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan terus mendapat sorotan.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lamsel langsung turun cek lokasi pembuangan limbah yang mencemari aliran sungai di Dusun Umbul Cepit Bedeng, desa setempat. Tidak menunggu lama, mendapat informasi Satuan kerja (Satker) yang membidangi lingkungan hidup tersebut langsung turun kelokasi pada Kamis (24/1) lalu, guna menindaklanjuti dugaan pencemaran limbah yang berasal dari PT. Ciomas Adisatwa RPA – Unit Lampung yang berdomisili di Desa Talang Baru.
“Kita turun langsung ke aliran sungai yang tercemar bang, termasuk arah paralon pembuangan limbah. Pakaian kita dan kawan- kawan sampai basah kuyup terkena air,”terang Kabid Penataan dan peningkatan kapasitas DLH Lamsel, Rudi Yunianto.
Dari hasil croscek lapangan lanjut Rudi, diduga kuat aliran sungai tercemar limbah perusahaan. Untuk itu, pihaknya meminta perusahaan produksi ayam potong dan makanan sosis itu, segera menghubungi bagian Lab DLH Provinsi.
“Biar cepat ditindaklanjuti, pihak perusahaan (Ciomas,Red) sudah kita perintahkan agar langsung berkoordinasi dengan bagian Lab DLH Provinsi. Kita juga sudah koordinasi dengan petugas Lab DLH Provinsi, berharap segera melakukan pengujian sample air dibeberapa titik aliran sungai yang sudah tercemar limbah,” tegasnya.
Kembali pihak PT. Ciomas Adisatwa RPA – Unit Lampung belum dapat dikonfirmasi, terkait pencemaran limbah.
“Maaf bang hari ini HRD, pak Yusuf tidak kekantor karena tanggal merah,” kata salah seorang petugas Security yang ditemui Radarcybernusantara.Id ditemui dipos penjagaan perusahaan seraya memberikan nomor kontak bagian HRD Yusuf untuk dihubungi melalui via WA.
Sayangnya, saat dihubungi meski telpon Yusuf HRD perusahaan aktif tidak dijawab. Radarcybernusantara mengirim pesan WA untuk konfirmasi dugaan pencemaran limbah tidak dibalas.
Sekadar diketahui, bukan penyakit gatal-gatal saja yang diderita warga, akibat aliran sungai tercemar limbah pabrik. Namun, sekitar 50-an warga mulai anak – anak dan orang tua yang tinggal di Dusun Umbul Cepit Bedeng terjangkit penyakit, batuk, flu dan radang tenggorokan, terutama terhadap anak-anak ketika mandi tersedak air sungai yang tercemar limbah.
Diantaranya, Alzikri (3) warga dusun setempat. Bocah anak pasangan Masrani (37) dan Juriah (35) itu, hingga kini bola matanya sebelah kiri terjadi iritasi, sehingga mata anak tersebut merah serta bengkak akibat menyelam disungai saat mandi.
“Kalau kata dokter mata anak saya infeksi sampai sekarang sudah berobat sana sini belum sembuh, ” keluh Juriah.
Serupa yang dialami Ataya Nugraha (4,5) bocah dari pasangan Santi (35) dan Ridwan (39), kerap kali muntah muntah. Kendati saat ini anak laki laki tersebut dalam masa pemulihan.
“Masa iya mas, kami ngumpulin uang sedikit-sedikit, hanya untuk berobat anak. Harapan warga disini (Umbul Cepit) perusahaan dan Kepala desa dapat memberi bantuan sumur bor, terus terang hampir 8 tahun, selain sungai bau busuk warga disini juga terkena berbagai penyakit. Karena tidak ada tempat lagi untuk kami mencuci dan mandi kalau bukan disungai ini,” Tutur ibu tiga anak ini.
| Dir Aji