Oleh: Pinnur Selalau.
(Pimred Media RadarCyberNusantara.Id)
KORUPTOR bagaikan Satwa liar yang paling dilindungi di Negara Konoha. Ketika uang menjadi Tuhan, maka rakyat hanya menjadi korban. Mampukah Negara Konoha bertahan hingga 2045..?
“Jangan Pernah Usut Kasus Korupsi, Kenapa.? “
Karena di Negara Konoha, Koruptor adalah Spesies yang paling dilindungi secara Sah oleh Pemerintah Negara Konoha, melebihi Gajah, Harimau Sumatera, Badak atau Komodo.
Spesies Koruptor dengan sengaja dipelihara dan berkembang biak bahkan dilindungi oleh hukum yang seharusnya menghukum para spesies koruptor tersebut.
Ironisnya, undang-undang perlindungan koruptor justru lebih kuat daripada undang-undang perlindungan satwa langka. Jika harimau Sumatera diburu hingga hampir punah, para koruptor justru dibela mati-matian, seolah mereka adalah harta Nasional yang wajib dijaga.
Mereka Tak Bertuhan, Kecuali pada Uang.
Mayoritas pejabat korup di Negara Konoha tidak takut pada Tuhan, karena Tuhan mereka bernama ‘’Cuan’’. Mereka menyembah proyek fiktif, mengais komisi dari anggaran rakyat, dan bersujud pada setoran-setoran haram.
Dan Rakyat, hanya bisa menonton, mengeluh di media sosial, lalu kembali pasrah ketika koruptor bebas berkeliaran, bahkan kembali menduduki kursi kekuasaan, untuk kembali merampok uang rakyat bahkan terkadang mereka berjamaah atau bergerombol dan siap untuk menjarah uang rakyat.
Seperti yang terjadi di salah satu provinsi di negara Konoha, Kejaksaan Tinggi telah menyita uang puluhan miliar, serta beberapa barang lainnya sebagai barang bukti dari kasus korupsi yang terjadi, seperti kasus PT LEB, KONI dan yang lainnya, namun hingga kini belum satupun Spesies Koruptor yang nyata-nyata telah merampok uang Rakyat dijadikan tersangka dan diproses secara hukum yang berlaku.
Kadang rakyat pesimis bahkan timbul perasaan tidak percaya lagi kepada Aparat Penegak Hukum (APH) di Negara Konoha ini, sebab hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Yang lebih membuat rakyat muak adalah Penegak Hukum dengan bangganya mempiralkan kasus-kasus korupsi yang kecil-kecil, seolah-olah mereka telah berhasil memberantas korupsi dan menghukum para spesies koruptor itu.
Padahal untuk kasus-kasus korupsi kelas kakap seolah-olah dilindungi, sementara yang ditonjolkan adalah penegakan hukum pada spesies koruptor kelas Teri guna menunjukkan pada rakyat seolah-olah mereka telah bekerja untuk memberantas korupsi.
Bahkan ada Spesies yang dengan sengaja dan terang-terangan berusaha menjual Negara Konoha ini kepada orang asing dengan cara mengkapling-kaplingkan tanah dan laut Negara Konoha ini.
Mereka tidak berpikir akan pengorbanan dan jerih payah para pejuang pendahulu kita dalam merebut kemerdekaan Negara ini dari tangan penjajahan, agar rakyat bisa hidup sejahtera di alam kemerdekaan.
Kita ingat ucapan Bung Karno, sang Proklamator Kemerdekaan Negara Indonesia, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Dan Ucapan tersebut saat ini menjadi kenyataan, dimana rakyat Indonesia berjuang melawan bangsanya sendiri yakni melawan para spesies koruptor yang dilindungi.
Indonesia Emas 2045, Mimpi atau Bencana?
Jika pemerintah masih berpura-pura buta, masih melindungi dan memelihara spesies koruptor, maka Indonesia Emas 2045 hanyalah ilusi. Negeri ini akan gelap gulita sebelum mencapai usia emasnya.
Dan jika rakyat hanya diam, menerima, dan ikhlas melihat ketidakadilan ini, maka bersiaplah, suatu hari nanti, NKRI mungkin tinggal kenangan dalam peta dunia.
Bandar Lampung, 12 April 2025.