RadarCyberNusantara.Id | Pembangunan sarana dan prasarana jembatan sejati untuk kelancaran transportasi yang menghubungkan daerah satu dengan yang lainnya, agar roda perekonomian dan kehidupan masyarakat bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Namun apa jadinya jika sebuah pembangunan infrastruktur jembatan tersebut justru meninggalkan kekecewaan dan kerugian bagi warga masyarakat sekitar.
Hal itu seperti yang dialami oleh warga masyarakat Bumi Nabung, Kecamatan Abung Barat, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung, dimana kontraktor dari PT Bora Bora Teknik Indonesia (BBTI) yang mengerjakan proyek pembangunan jembatan Way Sabuk, dengan pagu anggaran Rp.18, 4 Miliar yang bersumber dari APBN itu meninggalkan kekecewaan dan kerugian bagi warga masyarakat sekitar.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu Tokoh Masyarakat bernama Marsat Jaya kepada awak media melalui Press release yang disampaikan melalui pesan singkat Wattshappnya, Jum’at (02/05/2025).
“Ucapan Terima kasih yang tak terhingga kepada Pemerintah yang telah mewujudkan keinginan masyarakat dan para pengguna jalan dengan terlaksananya penggantian jembatan Way Sabuk yang ada di jalan Utama Lintas Sumatera, desa Bumi Nabung Kecamatan Abung Barat , Kabupaten Lampung Utara, yang pada saat itu terasa memang sudah rusak berat dan sudah tidak layak luntuk di perbaiki, sehingga jembatan tersebut di bongkar dan di ganti dengan Pembangunan Jembatan yang baru,” ujarnya.
Namun maksud dan tujuan baik pemerintah dengan membangun jembatan baru Way Sabuk tersebut justru meninggalkan kekecewaan dan luka dihati masyarakat.
“Namun sangat di sayangkan Pembangunan Jembatan Way Sabuk desa Bumi Nabung – Abung Barat . Kab. Lampung utara meninggalkan luka di hati masyarakat sekitar , bagaimana tidak sampai hari ini Kamis 1 Mei 2025 masyarakat sekitar yang di janjikan berbagai hal terkait dampak pembangunan jembatan sampai hari ini tidak merasa nyaman dengan kinerja PT. BORA BORA TEKNIK INDONESIA selaku kontraktor yang mengerjakan jembatan Way Sabuk tersebut,” terangnya.
terdata ada beberapa hal yang membuat kecewa masyarakat :
1.Siring talut beberapa titik tidak diselesaikan , ada beberapa dinding rumah retak akibat kuatnya getaran alat pemadat.
2.Tugu tapal batas desa yang di rusak namun sampai saat ini tugu pengganti dan pagar yang di gusur teruntuk lintasan jalan dan jembatan sementara pengerjaannya terhenti.
3.Tanah yang di gunakan untuk lintasan jalan dan jembatan sementara tidak di kembalikan seperti semula dan jika turun hujan tanah longsor dan di perkirakan akan membentuk tebing terjal akibat tergerus air.
4.Dan yang mirisnya lagi Bon warung/ hutang makan karyawan / para pekerja jembatan selama 2 bulan terakhir tidak di bayar oleh pihak kontraktor.
“Sementara pihak kontraktor beberapa kali di hubungi tidak merespon dan seakan tidak peduli akan keluhan warga sekitar akibat dampak dari pembangunan jembatan tersebut. Philipus sebagai Manager dan pelaksana lapangan menghilang tidak pernah muncul lagi di lapangan dan tidak komunikasi dengan warga setempat bahkan Hendrik sebagai Direktur Perusahaan PT. Bora Bora Teknik Indonesia entah berapa puluh kali di hubungi tidak pernah mau angkat telfonnya,” jelasnya.
Sehingga menurut Marhat Jaya, jika dalam waktu yang ditentukan, tidak ada itikad baik dari pihak kontraktor, maka masyarakat akan mengambil langkah hukum.
“Jika dalam waktu 3 x 24 jam kedepan Pihak PT.Bora Bora Teknik Indonesia selaku kontraktor dari pembangunan jembatan Way Sabuk tersebut tidak datang menemui masyarakat dan menyelesaikan segala urusannya maka warga Bumi Nabung yang terdampak akan melaporkan hal tersebut kepada pihak pihak dan instansi terkait dan akan mengambil langkah gugatan ke Pengadilan dalam penuntasan kasus tersebut.” Tandanya. | Pnr.