RadarCyberNusantara.Id | Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI), Dr. Iswadi, M.Pd., menyampaikan apresiasi tinggi terhadap langkah tegas dan cepat yang diambil oleh Presiden Prabowo Subianto dalam menginstruksikan aparat penegak hukum untuk menumpas aksi premanisme yang belakangan ini marak terjadi dan disinyalir dilakukan oleh kelompok-kelompok yang berlindung di balik nama organisasi masyarakat (ormas).
Menurut Dr. Iswadi, fenomena premanisme berkedok ormas merupakan penyakit sosial yang harus segera ditangani secara menyeluruh dan sistematis. Hal ini tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga mencoreng nama baik ormas-ormas yang benar-benar berjuang demi kepentingan rakyat dan pembangunan bangsa.
“Sebagai pimpinan SPBI, saya sangat mengapresiasi langkah cepat dan responsif Presiden Prabowo dalam merespons keresahan masyarakat. Keberanian beliau dalam mengambil sikap tegas terhadap premanisme yang berlindung di balik ormas menunjukkan komitmen tinggi terhadap hukum dan ketertiban. Ini adalah langkah awal yang penting menuju Indonesia yang lebih aman dan bermartabat,” ungkap Dr. Iswadi kepada RadarCyberNusantara.Id, Minggu (18/05/2025).
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut mengatakan Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat kerap diresahkan oleh ulah sekelompok orang yang mengatasnamakan ormas untuk melakukan tindakan melawan hukum. Mereka melakukan pemerasan terhadap pelaku usaha, intimidasi terhadap warga, bahkan terlibat dalam perebutan lahan atau aset secara ilegal. Ironisnya, mereka mengklaim sebagai pembela rakyat atau penjaga moral, padahal sesungguhnya hanya mencari keuntungan pribadi dan kelompok.
Dr. Iswadi menegaskan bahwa tindakan semacam itu adalah bentuk nyata dari premanisme modern yang sangat membahayakan eksistensi negara hukum. Ketika hukum dilecehkan oleh sekelompok kecil orang yang merasa kebal hukum karena membawa nama ormas, maka saat itu pula kepercayaan publik terhadap institusi negara mulai terkikis.
“Kita tidak boleh membiarkan praktik-praktik seperti ini berkembang. Jika dibiarkan, mereka akan tumbuh menjadi kanker sosial yang merusak struktur masyarakat. Tidak semua ormas bersalah, namun ormas yang menyimpang dari tujuan mulianya harus ditindak secara tegas,” tegasnya.
Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) sebagai organisasi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, perdamaian, dan keadilan, menyatakan dukungan penuh terhadap upaya pemerintah dan aparat penegak hukum dalam membersihkan negeri ini dari aksi-aksi premanisme berkedok ormas. SPBI percaya bahwa langkah penegakan hukum harus dilakukan tanpa pandang bulu, siapapun pelakunya dan apapun latar belakang organisasinya.
“Jangan sampai citra ormas secara umum rusak akibat ulah segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, kami dari SPBI mendorong pemerintah agar melakukan verifikasi ulang terhadap ormas-ormas yang terdaftar dan aktif di masyarakat. Ormas yang tidak memiliki visi yang jelas, yang tidak membawa manfaat bagi masyarakat, sebaiknya dievaluasi dan jika perlu dibubarkan,” ujar Dr. Iswadi.
Lebih lanjut, Dr. Iswadi menjelaskan bahwa ormas pada dasarnya memiliki peran yang sangat strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ormas adalah mitra pemerintah dalam menyampaikan aspirasi rakyat, mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta menjaga nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi. Namun, ketika ormas menyimpang dari tujuan tersebut dan justru menjadi sumber keresahan, maka negara berhak untuk bertindak.
Ia menekankan pentingnya penguatan kapasitas dan pengawasan terhadap ormas di Indonesia. Dalam pandangannya, perlu ada regulasi yang lebih ketat namun adil, yang tidak mengekang kebebasan berserikat, tetapi mampu membedakan mana organisasi yang benar-benar berkontribusi bagi bangsa dan mana yang hanya menjadi alat kepentingan kelompok tertentu.
“SPBI akan terus berada di garda terdepan dalam mendukung pemerintah menjaga stabilitas nasional. Kami tidak ingin anak-anak bangsa tumbuh di lingkungan yang dikuasai oleh intimidasi dan kekerasan. Masa depan Indonesia adalah masa depan yang damai, adil, dan berlandaskan hukum,” tuturnya.
Dr. Iswadi juga mengajak seluruh elemen masyarakat dan organisasi masyarakat lainnya untuk turut serta menjaga ketertiban dan melawan segala bentuk premanisme. Ia menekankan bahwa perjuangan melawan premanisme bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh warga negara.
“Mari kita jadikan momen ini sebagai titik balik untuk membangun Indonesia yang lebih beradab. Ormas harus kembali ke khitah-nya sebagai perekat bangsa, bukan justru menjadi ancaman bagi rakyat. Dengan sinergi antara pemerintah, aparat, ormas, dan masyarakat, saya yakin kita bisa menciptakan Indonesia yang aman, tertib, dan sejahtera,” pungkasnya.| Pnr.