Penulis : Pinnur Selalau. (Pemred Media RadarCyberNusantara.Id)
PENDIDIKAN merupakan tonggak kemajuan bangsa. Untuk menjadi sebuah bangsa yang maju tentu cita-cita yang dimiliki oleh setiap negara di dunia. Sudah bukan menjadi rahasia umum jika maju atau tidak sebuah bangsa atau negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah proses untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Negara kita yaitu Indonesia adalah salah satu negara berkembang di dunia yang masih mempunyai masalah besar dalam dunia pendidikan. Indonesia mempunyai salah satu tujuan yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” yang menjadi tonggak perkembangan pembangunan kesejahteraan dan kebudayaan bangsa Indonesia.
Tetapi dalam realita atau yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan berdampak pada penghambatan penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Banyak faktor yang melatarbelakangi penyebab pendidikan di Indonesia tidak bisa berkembang yaitu, di antaranya:
Mahalnya Biaya Pendidikan.
Pendidikan di Indonesia menjadi sulit bagi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mayoritas penduduk yang ada di Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan mengakibatkan terbengkalainya untuk melaksanakan pendidikan. Selain mereka yang tidak mempunyai kemauan untuk tumbuh dengan berkualitas dan sadar akan pentingnya pendidikan. Tetapi faktor ekonomi menjadi alasan utama mereka untuk mengabaikan dan tidak melakukan kegiatan pendidikan.
Dengan permasalahan tersebut sebenarnya pemerintah mencanangkan pendidikan gratis dan bahkan pendidikan wajib 12 tahun, akan tetapi biaya-biaya lain yang harus ditanggung oleh para siswa tidaklah gratis. Biaya lain yang dimaksud yaitu biaya transportasi, biaya membeli buku, biaya seragam, dan peralatan sekolah tidaklah murah. Masyarakat untuk sekolah atau berpendidikan harus memikirkan biaya lain-lain selain biaya pendidikan yang bisa dibandingkan lebih mahal dibandingkan dengan biaya pendidikan itu sendiri. Selain itu, untuk biaya hidup sehari-hari yang semakin lama semakin mahal terkadang membuat masyarakat lebih memilih untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan dibandingkan harus melanjutkan atau untuk sekolah.
Kurikulum Yang Tidak Menentu
Kurikulum merupakan sejumlah tahapan yang didesain untuk peserta didik dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis maupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Tetapi dalam situasi lapangan kurikulum di Indonesia terlalu kompleks, dimana peserta didik terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Hal tersebut berdampak pada peserta didik hanya memahami materi setengah-setengah ditanya menyeluruh. Berdampak pada pengetahuan peserta didik akan sangat terbatas dan peserta didik kurang mengeluarkan potensi. Selain kurikulum yang kompleks sistem kurikulum di Indonesia sering berganti-ganti nama, kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum Indonesia.
Sikap Masabodo Guru Karena Tidak Mau Berurusan Dengan Hukum
Dengan adanya Komnas HAM, PPA, tenaga pendidik atau guru kebanyakan cari aman, ketika seorang guru berupaya untuk mendisiplinkan anak didiknya, merubah watak dan karakter si anak agar lebih baik, tapi orang tua tidak Terima dan sedikit-sedikit lapor polisi, maka kebanyakan guru akhirnya bersikap masabodo, terserah pada si anak murid mau berbuat dan bersikap seperti apa terserah, lebih baik mereka (guru) cari aman daripada dilaporkan kepada polisi gara-gara berupaya agak keras terhadap anak murid untuk mendisiplinkan anak.
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan diatas antara lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Pemerintah harus lebih peka terhadap setiap kondisi pendidikan di seluruh daerah di Indonesia dan dapat mengambil Langkah yang pasti untuk memperbaiki kualitas sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Perbaikan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga masyarakat juga harus bahu-membahu Bersama pemerintah untuk dapat meningkatkan kesadaran bahwa pendidikan itu sangatlah penting untuk kemajuan sebuah bangsa. Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan sistem pendidikan nasional yang jauh lebih baik agar dapat mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan hal tersebut berdampak pada sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia Internasional.
Penulis pernah berbincang-bincang dengan seorang dokter yang juga anggota Tentara Angkatan Laut Amerika yang bernama mayor Steven, beliau berkata bahwa saat ini untuk menghancurkan atau meruntuhkan suatu negara itu tidak perlu pakai senjata nuklir, bom atom atau senjata perang lainnya.
Untuk menghancurkan atau meruntuhkan suatu negara itu, cukup dengan kuasai ekonominya, rendahkan kualitas dan mutu pendidikan generasi mudanya, racuni generasi mudanya dengan narkoba, dan itulah yang terjadi saat ini di Indonesia. Ekonomi dikuasai oleh bangsa asing, kualitas dan mutu pendidikan yang rendah akibat beberapa faktor diatas, dan hancurnya generasi mudanya karena Indonesia menjadi pangsa pasar yang besar untuk peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang merusak kesehatan, akal sehat dan moral generasi muda bangsa Indonesia.
Indonesia merupakan negara terkaya dari sisi sumber daya alamnya, namun termiskin dari sisi kualitas dan mutu sumber daya manusianya, sehingga sumber daya alam yang seharusnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia, dikuasai oleh bangsa asing. Tidakkah kita sadar bahwa Bangsa Indonesia sedang dalam upaya untuk diruntuhkan atau dihancurkan dengan cara merusak dan menghancurkan generasi mudanya, sehingga kedepannya tidak ada lagi generasi muda yang menjadi harapan bangsa untuk terus mempertahankan, mengisi serta memajukan bangsa ini sesuai dengan cita-cita Kemerdekaan kita yang telah ditancapkan oleh para pendiri Bangsa ini.
Bandar Lampung : 21 Juni 2025.
Editor : Melly Eprianti S.H.