RadarCyberNusantara.Id | Pendidikan di Bandar Lampung tengah berada di persimpangan jalan: antara harapan untuk menjadi pilar kemajuan bangsa dan kenyataan akan tantangan struktural yang masih mengakar kuat. Pinnur Selalau, seorang jurnalis sekaligus Pemred salah satu Media online, memberikan pandangan tajam terkait kondisi pendidikan di Bandar Lampung saat ini. Menurutnya, masalah pendidikan di Bandar Lampung tak lagi sekadar menyangkut akses, tetapi lebih mendalam pada kualitas pengajaran yang masih jauh dari ideal.
Pinnur Selalau, menyoroti bahwa hingga kini, banyak sekolah di Bandar Lampung masih menggunakan metode pengajaran yang sudah usang dan tidak lagi relevan dengan tantangan zaman modern. Kurikulum pun cenderung hanya fokus pada penguasaan aspek kognitif semata. Padahal, katanya, pendidikan seharusnya mampu mengembangkan kompetensi siswa secara utuh: mulai dari kemampuan berpikir kritis, kreativitas, pemecahan masalah, hingga penguatan karakter dan nilai-nilai kebangsaan.
Salah satu isu krusial yang ia sampaikan adalah soal pemangkasan anggaran pendidikan . Dalam pandangannya, hal ini tidak hanya berdampak pada teknis operasional, tapi juga bisa mencederai amanat konstitusi sebagaimana tertuang dalam Pasal 31 UUD 1945, yang menegaskan bahwa negara wajib menyediakan pendidikan dasar secara layak dan gratis. Pinnur Selalau mengingatkan bahwa efisiensi anggaran semestinya bukan berarti pemotongan yang serampangan, melainkan optimalisasi penggunaan dana agar tepat sasaran—yakni untuk fasilitas sekolah, pelatihan guru, dan pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok negeri.
Tantangan lainnya adalah, adanya isu Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bandar Lampung yang diduga memalsukan data diri saat pendaftaran CPNS pada tahun 2008 yang lalu. Bagaimana jadinya jika pendidikan di Kota Bandar Lampung dikelola oleh orang yang kapasitas dan legalitasnya sebagai PNS diragukan.
Untuk mengatasi hal itu, Pinnur Selalau mengusulkan agar isu dugaan pemalsuan data pribadi oleh Kadisdik Kota Bandar Lampung, Eka Afriana diusut tuntas agar semuanya bisa terang benderang, sehingga pengelolaan pendidikan di kota Bandar Lampung bisa dikelola oleh orang yang benar-benar mempunyai kapabilitas, integritas dan moralitas yang tinggi.
Agar isu tentang pemalsuan Data Diri oleh Kadisdik Kota Bandar Lampung, Eka Afriana tidak menjadi bola liar, Pinnur Selalau meminta kepada BKN, Menpan-RB dan Kemendagri, untuk dapat melakukan tindakan agar permasalahan tersebut bisa terang benderang.
Hal itu disampaikan oleh Pinnur Selalau, mengingat Pendidikan merupakan modal dasar baik bagi individu maupun bangsa ini untuk mencetak generasi penerus Bangsa yang bisa mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, menuju Indonesia Emas 2045.
Bagaimana mungkin Pendidikan disuatu Daerah akan maju, mutu pendidikan akan baik dan kualitas guru bisa diandalkan, jika instansi yang mengurusi masalah Pendidikan dipimipin oleh orang yang legalitas dan moralitasnya diragukan.
Jika ingin menguasai dunia, tidak perlu mengangkat senjata. Cukup kuasai ilmu pengetahuan, kuasai teknologi, dan sebarkan nilai-nilai kemanusiaan melalui pendidikan.
Ingat, sejarah telah membuktikan bangsa-bangsa yang unggul dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan cenderung memimpin peradaban dunia tanpa harus terlibat dalam peperangan fisik. Jepang, Korea Selatan, Finlandia, dan negara-negara Skandinavia adalah contoh negara yang berhasil memperkuat posisinya melalui investasi besar di sektor pendidikan.
Bagi Pinnur Selalau, pendidikan bukan sekadar aktivitas belajar mengajar. Pendidikan adalah proses transformasi menyeluruh dari cara berpikir, bersikap, hingga bertindak. Dalam pandangannya, dunia bisa dikuasai bukan lewat dominasi fisik, melainkan melalui penyebaran ide, gagasan, dan inovasi. Semua itu berakar dari pendidikan.
Kalau kita ingin mengubah Bandar Lampung ini, ubahlah cara berpikir generasi muda. Cetak generasi yang cerdas, kritis, humanis, dan memiliki kesadaran sosial tinggi. Itu hanya bisa dicapai melalui pendidikan yang bermutu dan inklusif.
Ia menekankan bahwa kekerasan lahir dari ketidaktahuan, kemiskinan, dan ketidakadilan. Maka, jawaban atas itu bukan senjata atau represi, melainkan literasi, pemberdayaan, dan keadilan sosial semua hal yang bisa dicapai melalui pendidikan.
Pendidikan sebagai jalan mengubah dunia tidak hanya bersifat nasional, tetapi juga universal. Ia kerap mengutip tokoh-tokoh dunia seperti Nelson Mandela dan Malala Yousafzai yang menekankan bahwa pendidikan adalah alat paling ampuh untuk mengubah dunia.
Dalam konteks kota Bandar Lampung, ia melihat tantangan besar dalam pemerataan akses dan kualitas pendidikan. kemiskinan, dan infrastruktur yang belum memadai masih menjadi hambatan bagi jutaan anak bangsa dalam memperoleh hak pendidikan.
Negara kita kaya akan potensi, baik sumber daya manusia maupun budaya. Jika pendidikan dijadikan prioritas utama, saya yakin kita bisa menjadi bangsa besar yang disegani dunia.
Di era modern, pengaruh sebuah negara tidak lagi ditentukan oleh kekuatan militer semata, melainkan oleh kekuatan intelektual dan teknologi. Pinnur Selalau menilai bahwa negara-negara maju telah menggeser fokus mereka dari dominasi kekuasaan ke dominasi pengetahuan. Hal inilah yang, menurutnya, harus menjadi inspirasi bagi Provinsi Lampung pada umumnya, dan Kota Bandar Lampung pada khususnya. Siapa yang menguasai pendidikan, dialah yang menguasai masa depan. Dan siapa yang menguasai masa depan, dialah yang menguasai dunia.
Bandar Lampung : 06 Juli 2025
Penulis : Pinnur Selalau.
Editor : Meli Efrianti S.H.