Radarcybernusantara.id- Tasikmalaya
Pasca kegiatan study banding DPC Persatuan Wartawan Republik Indonesia ( PWRI ) Metro beberapa waktu lalu. Ada kata yang teringat dalam pemikiran rekan – rekan atas ucapan Kabidkominfo Kabupaten Tasikmalaya. Kata ucapan beliau ” cuma permasalahan clasic “. Sehingga media ini ingin menggali lebih dalam atas ucapan tersebut dengan fakta anggaran Dishubkominfo Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.
Dalam audensi pihak Dishubkominfo Tasikmalaya sangat terkagum atas kegiatan study banding PWRI Metro. Mengingat, telah disampaikan bahwa anggaran yang digunakan dalam kegiatan tersebut bersumber dari alokasi dana hibah pemerintah Kota Metro.
Dalam penyampaian Kabidkominfo Kabupaten Tasikmalaya bahwa kegiatan study banding bisa dilaksanakan karena termasuk sub bidang lainnya. Akan tetapi, dirinya menjelaskan jika pihaknya terkendala akibat minimnya anggaran yang dikelola.
” Sebenarnya kegiatan itu ada dan bisa, cuma permasalahannya clasic. Saya rasa kalau bicara permasalahan clasic, temen – temen pasti paham,” ungkap Doni dalam rapat audensi, Jumat (4/7/25).
Doni juga membandingkan tentang pendapatan asli daerah serta luasan wilayahnya. Namun, penyampaiannya itu justru sangat membingungkan audiensi dalam rapat. Seharusnya pihak Dishubkominfo juga harus dapat menganggarankan dana untuk organisasi PWRI Tasikmalaya. Sehingga kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi yang ada tidak monoton/seremonial yang hanya dilingkungan wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
” Kalau berbicara APBD itu pasti flat, Kota kabupaten otomatis. Analoginya disana 1 triliun untuk 5 kecamatan dan brapa penduduk, tapi dikita untuk 39 kecamatan. Jadi ketimpangan kita di Jawa Barat sedang menuju kesana. Bahkan, pada 2025 hingga 2027 akan ada monatorium pembenahan Tasik Selatan. Ini pasti beda, bahkan penduduk Jawa Barat hampir 60 juta karena kemarin 54 juta dan itulah ketimpangan yang ada. Tapi konsen kami atas nama Dishubkominfo bahasa sunda anggaran itu aurat, saya tidak mau menyebut anggaran. Intinya itu tetep masalah clasic,” jelas Doni.
Kemudian, selama audensi juga dipertanyakan mengenai kerjasama antara bersama rekan media. Pihak Dishubkominfo Tasikmalaya mengakui
” Tapi sekarang ada regulasi baru, makanya khusus kerjasama media tetap kita fokuskan tentang perusahaan yang dia naungi. Prinsipnya kerjasama kami dan wartawan tidak pernah membedakan. Saya juga bertanya – tanya, untuk menjadi wartawan itu seperti apa, karena penafsiran itu banyak. Kerjasama media khusus 2025 kita sudah menggunakan e-katalog. Tapi prinsipnya kami mengikuti regulasi yang ada,” tutupnya.
Atas pernyataan itu, media ini mencoba melihat anggaran Dishubkominfo Kabupaten Tasikmalaya. Apakah memang masalah clasic yang artinya minim anggaran. Oleh karena itu, media ini akan memaparkan anggaran 2025 hingga anggaran ditahun – tahun sebelumnya.
Tercatat, Dishubkominfo Tasikmalaya Jawa Barat pada tahun 2025, khusus anggaran penyedia senilai Rp. 25.652.960.020,-( miliar ). Tetapi anggaran tersebut belum terbagi dalam masing – masing bidang.
Adapun anggaran/aurat secara umum yang sangat besar dan patut dipertanyakan kepada pihak Dishubkominfo Tasikmalaya adalah :
1. Biaya umum bidang Kominfo ( layanan hubungan media ) Rp. 546.500.000,-
2. Belanja langganan jurnal/Surat kabar/majalah Rp. 26.000.000,-
3. Video shooting dan live streaming Rp. 50.000.000,-
4. Belanja pemeliharaan alat angkutan darat bermotor kendaraan dinas Rp. 240.000.000,-
5. Belanja modal rambu tidak bersuar Rp. 252.000.000,-
6. Belanja sewa tanah untuk bangunan tempat kerja Rp. 138.000.000,-
7. Belanja pemeliharaan bangunan gedung Rp. 95.000.000,-
8. Belanja pemeliharaan alat angkutan darat bermotor kendaraan dinas Rp. 340.220.000,-
9. Belanja rekening penerangan lampu jalan Rp. 20.453.761.000,- miliar
Hingg berita diterbitkan, belum ada klarifikasi secara resmi dari pihak Dishubkominfo Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.
Pewarta : MM