Mengenali buah dari pohonnya (frusts agnoscuntur ex arboribus) ialah ungkapan Latin yang artinya bila ingin mengetahui karakter atau sifat seseorang, maka lihatlah perbuatannya atau tindakan mereka. Kalau dalam peribahasa Indonesia, pepatah yang agak mirip yaitu, “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Bahwa sifat, perilaku, dan kebiasaan anak cenderung mirip orang tuanya.
Meskipun tidak plek sama, substansi dua ungkapan tersebut mengisyaratkan kuatnya peran serta pengaruh ‘sebuah sumber’ dalam hal ini adalah pohon sebagai ibarat/subjek terhadap objek alias buah yang terimplikasi. Itu poin intinya.
Menyimpang pakem sedikit. Ya. Jika pepatah di atas dianalogikan dengan dinamika politik praktis di Tanah Air kini, analoginya relatif mengena. Seperti isu matahari kembar. Ibarat matahari kembar itu pohonnya, yaitu konflik senyap antara (pengaruh) rezim lama dan baru. Ketika turun di level buah ujudnya menjadi aneka variasi, misalnya, ada benturan antara forum purnawirawan dengan sesama organisasi (pensiunan) resmi; ada konflik organisasi massa (ormas) Vs ormas; preman melawan preman; pernyataan sikap Vs pernyataan sikap, dan lain-lain. Modus di level buah selalu dibuat kembar, kembar dan kembar agar saling berhadap-hadapan.
Entah siapa bermain. Strategi adu domba terlihat masif dijalankan. Pada beberapa literatur tersirat, bahwa taktik adu domba bertujuan melemahkan energi sebuah perjuangan. Atau, memecah belah kekuatan agar tidak terakumulasi secara baik. Kenapa demikian? Sebab, mulai terlihat ada kebangkitan rakyat di sana-sini atas kezaliman serta ketidakadilan selama ini yang bersumber dari sistem politik, feodalisme dan jiwa-jiwa pengkhianat. Banyak elit dan tokoh yang miskin mental, miskin moral dan miskin iman. Namun hal itu tak disadari. Uniknya, tidak sedikit anak bangsa yang jadi objek adu domba malah menari-nari dalam gendang devide et impera. Justru larut dalam tarian belah bambu. Retorikanya, mereka tidak sadar atau pura-pura tidak sadar karena turut menikmati?
Entah agenda apa yang tengah digarap siapa, sehingga beberapa isu berskala besar ditebar bersamaan agar timbul kegaduhan masif di publik.
Sekali lagi, musim adu domba telah tiba. Kendati matahari yang kemarin kembar, salah satunya mulai pudar. Diterjang loyalitas trimarta. Korsa yang tak lekang oleh hujan.
Musim belah bambu dimana-mana. Ini pertanda apa?