RadarCyberNusantara.com | Bansos menjadi salah satu instrumen vital dalam upaya pemerintah Indonesia untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Namun, sayangnya, bansos sering kali dieksploitasi untuk kepentingan politik, terutama menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada). Saat menjelang pilkada, bansos sering dijadikan alat oleh para politisi untuk mendapatkan dukungan politik dari masyarakat.
Praktik ini seringkali berupa pembagian bansos secara masif dengan tujuan mendapatkan simpati dan dukungan suara dari penerima bansos. Politisi sering menggunakan momen penyaluran bansos sebagai ajang kampanye politik informal, yang dapat menciptakan ketidakadilan dan ketimpangan dalam proses politik.
Tidak hanya pada tingkat nasional, dalam konteks politik lokal, penyaluran bansos menjelang pilkada juga menjadi perhatian utama. Para calon kepala daerah atau tim suksesnya seringkali memanfaatkan penyaluran bansos sebagai strategi untuk memperoleh popularitas dan dukungan politik di tingkat daerah.
Praktik ini dapat berupa pembagian bansos secara selektif kepada pendukung politik tertentu, atau bahkan menggunakan bansos sebagai alat untuk memaksa masyarakat memberikan dukungan politik.
Jelaslah bahwa penggunaan bansos untuk kepentingan politik tidak hanya menciptakan ketidakadilan dalam distribusi, tetapi juga dapat merusak integritas demokrasi dan proses Pilkada secara keseluruhan. Praktik ini dapat menimbulkan ketidakpercayaan terhadap institusi pemerintahan dan menciptakan lingkungan politik yang tidak sehat, di mana kepentingan politik mendominasi kepentingan masyarakat secara umum. Eksploitasi bansos terjadi ketika bantuan yang semestinya ditujukan untuk membantu kelompok rentan, justru dimanfaatkan untuk kepentingan yang bertentangan.
Pelaku eksploitasi bansos mungkin memanfaatkan situasi ini untuk politisnya, atau mengalihkan bantuan tersebut untuk keperluan yang tidak sesuai tujuan awal diadakannya program bansos. Tidak jarang, eksploitasi ini melibatkan praktik korupsi, di mana dana bansos disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Jelas ini merugikan jutaan orang yang seharusnya menjadi penerima manfaat utama dari program tersebut.
Seperti yang diduga terjadi di Desa Sinar Karya, Kecamatan Merbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan, dimana saat pembagian beras bantuan sosial (Bansos) kepada masyarakat penerima bantuan, ada pesan khusus yang disampaikan oleh Kepala Desa (Kades) Sinar Karya, Budiono terhadap masyarakat.
Informasi tersebut didapatkan oleh media RadarCyberNusantara.com dari salah satu warga masyarakat penerima bantuan sosial tersebut, yang nama dan identitasnya minta untuk tidak dipublikasikan, Rabu (04/09/2024).
“Ya pak, pada beberapa hari yang lalu saat kami mengambil beras bantuan sosial di balai desa Sinar Karya, pak Kadesnya menyampaikan pesan kepada masyarakat penerima bantuan beras tersebut untuk tidak lupa memilih Nanang Ermanto pada saat Pilkada nanti,” ujarnya.
Bahkan menurut narasumber media ini, Budiono selaku kepala Desa Sinar Karya menakut-nakuti warga masyarakat penerima bansos yang ada di Desa Sinar Karya jika tidak memilih Nanang Ermanto pada Pilkada nanti, maka bansosnya akan di cabut.
“Pak Budi juga menakut-nakuti warga pak, dengan mengatakan apa bila tidak memilih pak Nanang Ermanto pada Pilkada nanti, maka bansosnya seperti PKH, BPNT dan bansos lainnya akan dicabut dan dialihkan ke orang lain,” terangnya.
Selain itu menurutnya, Kades Sinar Karya juga memerintahkan kepada seluruh aparatur Desa mulai dari Kadus hingga RT untuk menginstruksikan kepada masyarakat untuk memenangkan Nanang Ermanto.
“Pak Budi juga menginstruksikan kepada seluruh aparatur Desa, mulai dari Kadus hingga RT untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah masing-masing untuk memenangkan pak Nanang pada Pilkada nanti.” Pungkasnya.
Dilain pihak, saat awak media mencoba untuk meminta Klarifikasi dan konfirmasi kepada Kepala Desa Sinar Karya Budiono melalui seluler nya, baik lewat chat wattshapnya maupun sambungan telepon, namun hingga berita ini diterbitkan Kades Sinar Karya tidak menanggapi. | Tim