RadarCyberNusantara.id | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung kembali menunjukkan komitmennya dalam memperluas literasi dan inklusikeuangan, dimana pada kesempatan ini bekerjasama dengan Bank Syariah indonesia,Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia berhasil menggelar Kegiatan product Matching dan Edukasi Produk Keuangan Syariah dan Pasar Modal bagi500 (lima ratus) peserta yang dilaksanakan di Kabupaten Lampung Tengah.
Kegiatan ini menyasar ibu-ibu PKK,Darma Wanita, pelaku UMKM, dan masyarakatumum sebagai bagian dari upaya menjadikan masyarakat lebih cerdas dan bijakdalam mengelola keuangan.Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Lampung, Ibu Jihan Nurlela, Bupati Lampung Tengah,Bapak Ardito Wijaya, Ketua TP PKK Lampung Tengah,serta perwakilan dari Bank Indonesia, Bank Syariah Indonesia Area Lampung,Bursa Efek indonesia (BEI) Perwakilan Lampung, Badan Pusat Statistik, dan perusahaan sekuritas.
Melalui kolaborasi lintas lembaga, kegiatan ini menjadi wadah sinergiantar pemangku kepentingan dalam memperluas akses layanan keuangan,khususnya keuangan syariah dan pasar modal, kepada masyarakat Lampung Tengah.
Dalam sambutannya, Kepala OJK Provinsi Lampung, Bapak Otto Fitriandy,menyampaikan bahwa potensi pengembangan industri keuangan syariah diLampung sangat besar, mengingat lebih dari 90% penduduknya adalah Muslim danLampung merupakan provinsi dengan jumlah pondok pesantren terbanyak keduadi Sumatera.
Namun demikian, tingkat inklusi keuangan syariah masih di bawah10%, menjadi catatan penting untuk didorong bersama.Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun2025 mencatat literasi keuangan syariah berada di angka 43,42% dan namun tingkat inklusi hanya sebesar 13,41%.
Di Provinsi Lampung sendiri, aset perbankansyariah tumbuh 16,01% menjadi Rp7,93 triliun pada 2025, dan pembiayaan meningkat 15,58% menjadi Rp6,21 triliun. Sementara itu, tingkat literasi pasarmodal berdasarkan SNLIK 2025 hanya sebesar 17,78% dan tingkat inklusi sebesar1,34%.“Literasi keuangan bukan sekadar soal tahu cara menabung, tapi juga tentang bagaimana keluarga, terutama ibu-ibu, mampu merencanakan keuangan jangkapanjang, memilih produk keuangan yang tepat, dan mengambil keputusan finansialyang bijak demi kesejahteraan keluarga.
Ini juga menjadi bagian penting dalammencegah stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak,” ujar OttoFitriandy.Talkshow yang menjadi bagian dari rangkaian acara menampilkan narasumber dariOJK,BSI,BEI,dan Bank Indonesia, yang membahas topik mulai dari waspada nvestasi ilegal, pengenalan produk pasar modal, hingga pemanfaatan QRIS bagiUMKM.Sementara itu, Wakil Gubernur Lampung, Ibu Jihan Nurlela, menggarisbawahi peran perempuan dalam rumah tangga sangat strategis, karena sejatinya ibuadalah “menteri keuangan” di rumah.
Ia menekankan bahwa literasi dan inklusikeuangan harus dimanfaatkan sebagai bekal dalam mengelola keuangan rumahtangga, usaha mikro, hingga investasi.Acara ini juga dirangkaikan dengan pelantikan Duta GenRe Lampung Tengah danpengukuhan Duta Literasi Keuangan Kecamatan, sebagai bentuk upaya OJK untukmembangun ekosistem edukasi berkelanjutan di tingkat akar rumput.
|Red