RadarCyberNusantara.Id | Kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka fakta lain terkait Indonesia. Rupanya, posisi Duta Besar yang ditempatkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Washington DC, Amerika Serikat sudah kosong selama hampir dua tahun. Diketahui, saat ini posisi Dubes Indonesia untuk AS telah kosong selama hampir dua tahun, setelah Rosan Roeslani menyelesaikan tugasnya pada 17 Juli 2023. Rosan tak lagi menduduki posisi Dubes Indonesia untuk AS karena pada saat itu ditunjuk sebagai Wakil Menteri BUMN oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).dan hampir dua tahun terakhir, posisi Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Amerika Serikat (AS) kosong. Ketidakadaan sosok yang memegang jabatan penting ini telah menimbulkan berbagai pertanyaan, khususnya terkait dengan dampaknya terhadap hubungan diplomatik antara kedua negara. Amerika Serikat, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia, memiliki peran strategis bagi Indonesia dalam berbagai aspek, mulai dari perdagangan, investasi, hingga kerjasama di bidang politik dan pertahanan. Oleh karena itu, kekosongan posisi Dubes ini tentu saja menjadi perhatian banyak pihak, termasuk dari dalam negeri.
Salah satu suara yang muncul untuk menanggapi permasalahan ini adalah Dr. Iswadi, M.Pd., seorang akademisi dan praktisi Hubungan Internasional yang fokus pada diplomasi dan hubungan luar negeri, yang disampaikan kepada RadarCyberNusantara.Id melalui pesan singkat Wattshappnya, Minggu (6/4/2025).
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan kepada RadarCyberNusantara.Id, Dr. Iswadi mengungkapkan keprihatinannya terhadap kekosongan posisi Dubes RI di AS dan mendesak Presiden Republik Indonesia, Jenderal Prabowo Subianto, untuk segera melantik pejabat baru yang dapat menggantikan posisi tersebut.
Menurut Dr. Iswadi, posisi Dubes untuk AS adalah salah satu jabatan yang sangat strategis bagi Indonesia, mengingat hubungan kedua negara yang sangat kompleks dan multidimensional. Kekosongan posisi ini, menurutnya, menunjukkan adanya kekosongan dalam perwakilan Indonesia di negara yang memiliki pengaruh besar dalam politik global.
“Kehadiran seorang Dubes yang berkualitas di AS sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dengan negara tersebut. Amerika Serikat bukan hanya sekedar mitra dagang, tetapi juga merupakan sekutu penting dalam isu-isu global,” ujar Dr. Iswadi.
Dr. Iswadi menyatakan bahwa meskipun terdapat beberapa kendala dalam memilih yang loyal, tidak seharusnya hal ini menghambat diplomasi Indonesia di tingkat internasional. Ia mengingatkan bahwa Indonesia tidak dapat berlama-lama tanpa perwakilan yang jelas dan kuat di negara sebesar AS.
“Waktu tidak bisa menunggu. Indonesia harus segera menunjukkan bahwa negara ini siap menghadapi tantangan global dengan kepemimpinan yang jelas dan efektif,” tegasnya.
Sementara itu, dalam konteks hubungan Indonesia-AS, Dr. Iswadi juga menyoroti sejumlah isu yang semakin memerlukan perhatian. Salah satunya adalah masalah perdagangan dan investasi. Amerika Serikat merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Berdasarkan data terakhir, total perdagangan antara kedua negara mencapai puluhan miliar dolar setiap tahunnya. Selain itu, AS juga merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia, terutama di sektor teknologi, energi, dan infrastruktur. Keberadaan seorang Dubes yang handal akan membantu memfasilitasi hubungan bisnis ini, termasuk dalam menarik lebih banyak investasi dan membuka peluang kerjasama baru.termasuk mengatasi kebijakan Presiden AS yang terbaru
Namun, di luar aspek ekonomi, hubungan Indonesia dengan AS juga melibatkan kerjasama di bidang keamanan dan pertahanan. Amerika Serikat merupakan mitra strategis Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan Asia-Pasifik. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara telah bekerja sama dalam berbagai inisiatif, termasuk dalam menghadapi tantangan keamanan maritim, terorisme, dan ancaman dari negara-negara yang lebih agresif. Tanpa seorang Dubes yang memiliki pengaruh kuat di Washington, upaya untuk memperkuat kerjasama ini bisa terhambat.
Lebih lanjut, Dr. Iswadi juga menyoroti pentingnya sosok Dubes yang memiliki kemampuan diplomasi yang kuat. Dalam pengamatannya, seorang Dubes tidak hanya berperan sebagai perwakilan negara, tetapi juga sebagai penghubung yang memfasilitasi komunikasi antara kedua negara. Seorang Dubes yang memiliki kedekatan dengan pejabat-pejabat tinggi di AS dan pemahaman yang mendalam tentang dinamika politik dan ekonomi negara tersebut akan sangat membantu Indonesia dalam merancang kebijakan luar negeri yang lebih efektif.
Selaun itu, Dr. Iswadi juga menekankan bahwa penunjukan Dubes yang baru harus mempertimbangkan sosok yang memiliki kredibilitas dan kemampuan dalam membangun hubungan yang lebih kuat antara Indonesia dan AS.
“Kita butuh Dubes yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga mampu meyakinkan para pemimpin AS bahwa Indonesia adalah mitra yang penting dan dapat diandalkan di kawasan Asia Tenggara,” katanya.
Melihat urgensi ini, Dr. Iswadi berharap Presiden Prabowo Subianto segera mengambil langkah tegas dalam proses pelantikan Dubes baru untuk AS. Ia menambahkan bahwa langkah ini tidak hanya penting bagi hubungan bilateral Indonesia dengan AS, tetapi juga sebagai sinyal kepada dunia internasional bahwa Indonesia serius dalam memperkuat peranannya di kancah global.
“Kita tidak bisa terus membiarkan posisi ini kosong. Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang dapat membawa diplomasi kita ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Dr. Iswadi.
Secara tegas keprihatinan Dr. Iswadi mencerminkan sebuah harapan bagi Presiden Prabowo untuk segera mengisi posisi Dubes RI untuk AS dengan sosok yang tepat. Mengingat tantangan global yang semakin kompleks dan dinamika hubungan Indonesia-AS yang semakin berkembang, keberadaan seorang Dubes yang berkompeten dan memiliki visi yang jelas akan menjadi langkah penting dalam menjaga dan memperkuat kepentingan nasional Indonesia di dunia internasional. | Pnr.