RadarCyberNusantara.Id | Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Laskar Lampung Indonesia (LLI), Kota Bandar Lampung, Destra Yudha S.H., M.Si., sangat menyayangkan penyelesaian Konflik internal keluarga yang terjadi pada pemilik Universitas Malahayati Bandar Lampung, masih memakai cara kuno dengan memakai jasa Preman.
Hal itu disampaikan Destra kepada RadarCyberNusantara.Id melalui telepon selulernya, setelah dirinya mengecek kebenaran adanya sekelompok orang yang dikirim ke Universitas Malahayati, Minggu (02/03/2025).
“Sangat disayangkan, jika penyelesaian suatu masalah masih memakai cara-cara kuno yakni dengan memakai gaya dan cara Premanisme,” ujar Destra.
Apalagi menurut Destra, pihak-pihak yang berkonflik itu adalah orang-orang hebat dan intelek.
“Mereka itu kan orang-orang hebat, orang-orang Intelek, yang mempunyai latar belakang pendidikan dan jabatan yang tinggi, anggota DPR-RI beberapa periode, mantan Rektor, direktur Rumah sakit swasta, tapi kok pola pikir nya masih sama kayak preman,” ucap Destra.
Masih menurut Destra, “Bukan jamannya lagi sekarang ini menyelesaikan suatu masalah itu dengan gaya premanisme, di era modern dan digitalisasi ini yang dipakai itu otak bukan otot,” ucap Destra.
Lebih lanjut kata Destra, “Masalah konflik keluarga seharusnya diselesaikan secara kekeluargaan atau jalur hukum, jangan pakai premanisme apalagi bawa-bawa orang dari luar Lampung. Dikhawatirkan tindakan tersebut justru akan memicu konflik yang lebih besar dan luas, karena bumi lampung ini juga punya aturan, adat istiadat, punya piil pesenggikhi, punya harga diri,” tegas Destra.
Untuk itu dia menghimbau, kepada pihak-pihak yang berkonflik agar jangan mengotori kesucian bulan Ramadhan ini dengan hal-hal yang dapat menyebabkan keamanan, kenyamanan dan ketertiban masyarakat terganggu.
“Ini kan bulan Ramadhan, bulan Suci bagi umat Muslim, dimana umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa. Untuk itu jangan sampai keamanan dan kenyamanan serta ketertiban masyarakat terganggu dengan ulah preman-preman tersebut, sehingga dapat mengganggu kekhusu’an umat Muslim dalam menjalankan ibadah puasa,” tutur Destra.
Kepada Aparat keamanan, Destra juga meminta untuk tidak memberikan celah sedikitpun kepada premanisme di bumi Lampung ini.
“Saya juga meminta kepada Aparat kepolisian agar tidak memberikan celah sedikitpun kepada orang-orang yang akan menggangu keamanan dan ketertiban serta kenyamanan masyarakat Lampung, terutama pada bulan Suci Ramadhan ini,” kata Destra.
Ketua DPC LLI Kota Bandar Lampung tersebut memberikan tenggat waktu hingga malam ini, kepada pihak yang mendatangkan preman-preman itu maupun pihak kepolisian untuk mengeluarkan mereka dari bumi Lampung.
“Kami Laskar Lampung yang mempunyai kewajiban menjaga, tanah, bumi, adat dan budaya Lampung, memberikan tenggat waktu hingga malam ini, agar para preman-preman itu keluar dari bumi Lampung ini. Jika tidak maka Laskar Lampung akan melakukan sweeping untuk mengusir mereka dari bumi Lampung ini,” Tegas Destra.
Destra juga menegaskan bahwa, masyarakat Lampung adalah masyarakat yang beradat dan beradab.
“Masyarakat Lampung ini adalah masyarakat yang beradat dan beradab, serta mempunyai Falsapah hidup yaitu Fiil Pesenggikhi, bumi Lampung ini ibarat sarang tawon, dimana jika ada yang mengganggu sarangnya, pasti semua tawon yang didalamnya akan keluar menyerang pengganggu sarangnya itu.” Tandas Destra.
Diketahui bahwa, informasi yang beredar di media online bahwa ada sekelompok orang yang berjumlah sekitar lebih kurang 200 orang yang datang dari luar Lampung menuju Universitas Malahayati Bandar Lampung, dengan menggunakan 4 unit Bus. | Pnr.