Oleh: Pinnur Selalau
Persahabatan yang sejati itu semacam perjalanan spiritual yang sukses membangun jalinan persaudaraan abadi bukan atas dasar hubungan darah dan trah, tetapi konstruksi dari bangunan persaudaraan yang sehati itu dibingkai oleh rasa kepedulian tiada pamrih kecuali atas dasar kasih dan sayang yang penuh keikhlasan tiada batas.
Karena itu, persahabatan yang dimuati banyak pamrih, tiada akan langgeng, sebab setelah semua keinginannya tercapai, maka perlakuan seperti “habis manis sepah dibuang” akan menjadi sampul dari persahabatan yang imitasi itu. Biasanya, pihak yang cenderung memperlakukan orang lain seperti itu, karena memiliki sifat ingin selalu menang dan untung sendiri, tiada memiliki timbang rasa untuk orang lain. Karenanya dapatlah segera dipastikan jalinan persahabatan yang pernah dijalin selama itu, tidak akan pernah langgeng.
Jadi, kelanggengan yang terjadi dapat menjadi penakar dari kadar kualitas persahabatan yang sejati menuju persahabatan yang abadi. Dalam proses seperti inilah tingkat persahabatan yang sejati itu dapat meningkat dalam level persaudaraan tanpa sekat. Karena masing-masing bisa dan mampu memposisikan diri dengan pihak yang lain secara sempurna hingga harmonis seperti tatanan simfoni penyejuk sukma yang kering.
Tatanan dari beragam warna bunyi alat musik yang mengalun dan mendenting itu, seperti melukiskan sketsa sebuah organisasi, lembaga atau suatu instansi yang dikelola secara sempurna dengan konduktor yang piawai memberikan gairah kekompakan untuk melantunkan irama musik yang penuh kelembutan membelai sukma setiap orang yang mendengarkan.
Begitulah organisasi yang baik, bila hendak menakar organisasi yang buruk serta berantakan akibat intrik yang dilandasi sifat syirik, hingga tak pernah langgeng. Akibatnya memang akan terus silih berganti tiada pernah memiliki orkestra yang solid untuk menyuguhkan tontonan yang enak dan perlu untuk dinikmati oleh banyak orang.
Oleh karena itu, patut dan pantas untuk tampil kembali membangun peradaban manusia baru dengan warna pelangi nusantara yang khas dalam upaya menghias cakrawala dunia di masa depan. Adapun persahabatan antar suku -bangsa yang ada dapat bertaut rukun mejadi satu ikatan persaudaraan yang abadi di dunia.
Bandar Lampung, 10 November 2024