Opini: Pinnur Selalau
RadarCyberNusantara.com | Wartawan mempunyai tugas yang sangat mulia. Bahkan tanpa dia sadari dan kehendaki nyawa yang dia pertaruhkan hanya untuk mendapatkan sebuah informasi. Dibawah sengatan matahari dan guyuran hujan, keluar masuk kampung, bahkan seringkali nyawa juga terancam.
Itu semua dilakukan oleh seorang wartawan demi mendapatkan informasi dari narasumber yang ingin dia beritakan. Karena wartawan tugasnya adalah mencari, mengolah dan menyusun informasi yang didapatkan kata demi kata untuk sesegera mungkin menyajikan dan menyebarluaskan informasi tersebut kepada masyarakat luas dalam bentuk berita.
Dan semua itu dilakukan tak lain dan tak bukan adalah untuk turut serta mencerdaskan kehidupan masyarakat dan Bangsa dengan pengetahuan dari informasi tersebut.
Jika dijalani dan ditekuni dengan sabar serta ikhlas, profesi wartawan itu adalah profesi yang sangat asik. Terkadang pagi seorang wartawan bertemu dengan pedagang di pasar, siang bertemu dan makan siang bersama pejabat, sore bersama tukang ojek atau di kantor polisi, dan malam hari mendatangi tempat hiburan atau bertemu dengan ustadz atau kiyai.
Semua itu dilakukan oleh seorang wartawan hanyalah semata-mata untuk mencari informasi dan menyebarkan informasi kepada masyarakat luas, dan itu dilakukan dengan niat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berjuang untuk kepentingan bangsa dan Negara yang kita cintai ini.
Namun tugas wartawan tidak selesai sampai disitu saja, adakalanya setelah informasi disajikan dan disebarluaskan seorang wartawan seringkali dihadapkan dengan berbagai persoalan. Mulai dari Teror, intimidasi, bahkan menjurus kepada kekerasan dan kriminalisasi bahkan ada yang sampai kehilangan nyawa.
Itu semua disebabkan oleh ketidak pahaman dari segelintir oknum masyarakat bawah, pengusaha maupun pejabat, karena semuanya dianggap duit yang berkuasa untuk memuluskan nafsu dan kepentingan pribadi maupun kelompoknya.
Padahal Manusia semua sama dihadapan Tuhannya. Namun terkadang manusia lupa dan terkecoh oleh nafsu nya sendiri. Bentengi lah diri kita dengan keimanan agar kita selalu terjaga dari perbuatan yang merugikan diri kita sendiri juga orang lain. Seperti seorang Wartawan yang selalu dibentengi dengan Kode Etik Jurnalistik walaupun dilindungi oleh UU.
Mudahan-mudahan kita semua selalu diberikan kesehatan dan keselamatan dunia dan akhirat, dan semoga Bangsa Indonesia semakin maju dan sejahtera. Kami hanya penulis, tak lain hanya ingin mendapatkan dan mengumpulkan informasi untuk kami sebarluaskan kepada saudara-saudara kami di muka bumi ini. Jadi jangan kriminalisasi dan intimidasi kami, juga jangan lakukan kekerasan kepada kami. Semoga masyarakat Indonesia semakin cerdas dengan memahami dan mengerti akan pungsi dan tugas kami sebagai wartawan agar ke depan tak ada lagi kekerasan.
Terakhir penulis ingin menitip pesan, jadilah wartawan sejati, wartawan yang tak kenal lelah dan menyerah untuk mendapatkan informasi. Ingat tugas dan pungsi kita adalah sosial kontrol, sebagai Pilar keempat Demokrasi.
Penulis berharap di Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79 tahun ini, Kemerdekaan dan Kebebasan Pers di Indonesia akan semakin baik dan benar-benar terwujud demi cerdasnya kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Oleh: Pinnur Selalau.
(Pimred RadarCyberNusantara.com)