Radarcybernusantara.com – Pringsewu. Kesurupan massal terjadi saat pertunjukkan kesenian tradisional tari kuda kepang di halaman Rumah bapak Tukino. Pekon Way Ngison, Kecamatan Pagelaran kabupaten Pringsewu,Lampung.
Pertunjukan kesenian kuda kepang DOR PATOMAN (PEGON), Pimpinan Bapak Suntoro, yang memiliki personil aktif. kurang lebih 40 Orang, di gelar untuk memeriahkan acara resepsi khitanan, juga Pernikahan putra/putri, kang Tukino dan Mba Tor yang telah dilaksanakan pada Kamis 27/4/23.
Diantara penonton yang sedang menyaksikan pertunjukan itu mendadak ada yang ikut kesurupan dan bertingkah aneh, Sabtu (29/4/2023).
Pantauan media ini (RBL), kesurupan massal juga terjadi berawal saat sejumlah penari kuda kepang memulai aksi diiringi lantunan alat musik tradisional. Perlahan penonton juga ada yang mengamuk seperti orang kesurupan. Mereka yang mengalami gejala kesurupan justru kebanyakan yang berada di dekat pusat pertunjukkan acara seni kuda kepang.
Saat kesurupan, mereka bertingkah aneh-aneh. Ada yang menari-nari seperti wanita, menjerit, mengamuk, berjoget meniru gerakan monyet dan hingga bergaya silat. Mereka yang kesurupan pun dibiarkan, karena jika orang awam menolong, mereka justru akan mengalami hal yang sama.
Setelahnya “Mbah Ngatimin dan Mbah Seno, Selaku “Pawang”, kuda kepang. akan mendatangi satu per satu pemain yang kesurupan lalu melepaskan dari arwah leluhur yang merasuki mereka (menetralkan).
Bukan hanya dialami lelaki dewasa, kalangan penonton remaja dan anak-anak juga ikut kesurupan saat menyaksikan pertunujukan kesenian tradisional kuda kepang tersebut. Menariknya, jumlah penonton yang kesurupan biasanya justru lebih banyak dari para pemain kuda kepang.
Suntoro, salah satu pegiat kesenian tradisional tersebut mengatakan, semakin banyak yang kesurupan, justru menunjukkan kesenian kuda kepang kian digemari masyarakat. Dia juga memiliki jawaban atas fenomena yang dialami puluhan penonton tersebut. Dia menjelaskan, kesurupan itu terjadi karena mereka memanggil Endang atau arwah leluhur untuk melakukan aksinya.
Sekaligus untuk merasuki penonton yang memang sudah mempunyai bakat menjadi pemain kuda kepang Namun setelah personil inti selesai melakukan penampilan nya.
“Tidak semua mengalaminya (kerasukan). Kami memang memanggil Endang saat akan pertunjukan. dan Endang itu bisa merasuk ke siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kesurupan yang terjadi saat pertunjukkan kesenian kuda kepang merupakan bentuk kebahagiaan, bagi kami para penggiatnya dan menunjukkan seni tradisional ini masih banyak diminati masyarakat,” ujarnya.
Kebahagianpun juga dirasakan oleh “Mbok Misri, (60 Th) Dari Pekon Panutan. yang sengaja hadir untuk berdagang gorengan. “Alhamdulillah “Pak ucapnya kepada media ini, kalo pas ada acara begini bisa nambah pemasupan saya bisa untuk memenuhi kebutuhan dirumah “Singkatnya.(RBL)